Pendidikan dan Internet

well. ini adalah tugas dari guru mulok plus tik gue. mewawancarai orang tua dan guru mengenai pendidikan. so, secara gak langsung gue mengambil tema tentang pendidikan dan internet. so, penasaran? nih hasil wawancaranya.

pendidikan itu nomor 1. jelas mama gue. apalagi pendidikan atau menuntut ilmu itu sangat penting untuk masa depan selain itu juga termasuk ibadah. hari pendidikan nasional itu sangat penting sekali diadakan. karena mengingat pendidikan di indonesia itu masih sangat kurang dan harus ditingkatkan. nah berbicara pendidikan tidak lepas dari berbicara mengenai internet. internet sangat membantu dalam proses belajar mengajar. selain itu dapat meningkatkan mutu belajar di sekolah. jadi menuntut ilmu lebih mudah gara gara si internet ini. walaupun internet banyak juga buruknya, tapi alangkah lebih baik, kita semua sebagai orang yang lebih tua, mengajari anak kita mengenai internet dan mengajari yang baik baik. selain itu menurut mama gue, internet harus lebih banyak berisi tentang pendidikan nih. mengingat, banyak buruknya internet yang kita hadapi. selain itu, internet harus bisa seimbang dengan pendidikan. karena, jika kebanyakan main internet tidak baik juga loh. pesan dari mama gue untuk pendidikan di indonesia adalah, jangan cepat puas, terus tingkatkan, lalu kalau bisa, jangan terlalu menyiksa anak murid dengan tugas yang banyak. karena, lebih baik diberikan tugas yang cukup dan tidak seabrek. dan mama gue berharap untuk para pelajar, lebih giat lagi nih dalam belajar. lalu, untuk pelajar, jangan menyalahgunakan internet ya!

salam mama gaul 2011 sampai selamanya!


demikian narasi wawancara gue dengan mama gue yang sangat gaul itu. hem, sebenernya, gue pengen banget ngepost foto mama gue, tp nanti pada syirik lagi sama kecantikannya. btw, selamat hari pendidikan nasional! semoga indonesia makin better. makin ok kaya rcti deh pendidikannya! dan semoga gue bisa masuk ptn favorit! AMIN!

I feel in love with Jogja

Study tour. Kelihatan sangat menarik dan keren. Tapi, ternyata yang namanya study tour, tidak lepas dari jalan jalan yang belajar. Yap. Kegiatan yang sangat meng-asyik-an tetapi juga sangat menyebalkan. Karena, kita harus jalan-jalan sambil belajar. Sangat amat tidak bisa diterima. Sangat tidak sinkron. Bagai air dan minyak yang tidak pernah bersatu. Namun, study tour ke Jogja, adalah pengalaman pertama gue. Yoi. Karena, gue lebih sering ke luar negri. Bukannya sombong, tapi emang kenyataannya. Lo boleh benci sama gue karena kesombongan ini. Jadi? I am so excited. Jalan jalan sambil belajar lalu menggunakan bis, ngobrol dana bermain sama teman teman sepanjang perjalanan. Waw. Jadi anak remaja, sangat amat enak. Karena, disaat umur seperti gue dan kawan kawan gue, kita semua bisa merasakan indahnya dunia. Kedengarannya, lebay.
Yap! Bis c teman teman gue menanggap bis ini adalah bis yang sangat amat keramat. Tapi menurut gue, ini sangat amat bagus and I think it’ll be amazing tour in this bus. Karena, gue yang notabennya adalah anak ipsmeskinya gue bergabung dengan  anak anak ips. Tapi? Gue dan kelompok tidur gue memutuskan untuk pindah bis. Ya emang sih, liburannya kurang asyik juga karena, kita 1 kelas tidak bisa 1 bis. Karena mengingat yang tidak ikut banyak juga loh. Jadi sayang kalo pesen bis nya 6. Jadi pesen bis nya 5. So? Kita semua bercampur. Ada ips yang nyampur ke ipa. Dan gue dan temen kamar tidur gue dan ada temen gue lagi dan temen tidurnya lah yang campurannya. Jadi sebenernya, inti dari segala intinya, gue numpang di bis nya IPA. Who cares? Gue bayar juga. Dan anak anak IPA sangat welcome. Mereka gak kaku ataupun selalu ngomongin pelajaran didalam bis nya. Walaupun, sesekali sih. By the way, belom mulai ya ceritanya? Okedeh nih mulai dulu deh.
Rabu. Gue lupa tanggal berapa. Gue dan kawan kawan bis c sangat amat senang dan gembira sekaligus bercampur bahagia. Ups. Lebay. Sekitar jam 2 an kalo gak salah kita berangkat dari jalarta menggunakan bis. Yap. Bis yang cukup kece juga untuk taraf sekolah negri. Ber AC super dingin dan menggunakan tv dan dvd. I don’t care. Gue sangat amat menikmati pemandangan diluar. Yang pastinya sangat amat indah. Mulailah, untuk tidak bosan di bis, kita semua pada mendengarkan lagu, lalu bermain kartu, dan sebagainya, bahkan, mau jujur nih. Gue aja sampe ngegosipin orang. Ups. Ketahuan deh hobby nya.
Hari kedua pagi subuhnya sampai di Dieng. Mau tahu lebih lengkap nya tentang Dieng? Silahkan ketik kata “Dieng” di Google. Yamasa mesti gue certain apa itu Dieng. Pokoknya, subuh sampai sana, harus bisa melihat mata hari terbit atau bahasa jawa nya sunrise. Yapsi. Sesuai dengan perkiraan gue, kita telat. Sangat amat lama diperjalanan pas menggunakan bis kecil. Lalu, diselimuti hujan pula. Maki makin gak keliatan deh tuh matahari terbit. Dingin dan semuanya menggunakan baju yang panjang dan beberapa menggunakan tangan pendek. Tetep gaya dan kece, gue menggunakan baju lengan panjang dan………..pake turtle neck. Biar gak kedinginan. Sampai disana, kita ke Candia apa ya namanya, Candi/Kompleks Candi Arjuna. Yah, bisa ditebak. Langsung, jiwa narsis nya keluar. Foto foto, ganti dp bbm lagi di candi, atau pun ngetweet lagi di candi. Hahahaha! Sangat amat remaja.  Lalu kita menuju ke…..Telaga Warna. Kata bisa berubah warna. Bohong. Sampai sana malah seperti tempat mau pra-wedding dengan asap asap yang sangat romantic.Lalu, kita menuju tempat yang sangat amat……bau belerang. Gak tahu nama temat wisatanya apa. Yang jelas sangat amat dingin dan banyak bule juga yang berkunjung kesitu.
Oh ya sebenernya gue rada lupa banyak gitu deh soal jalan jalan kemarin. Tapi se inget gue, abis itu langsung menuju ke salah 1 keajaiban dunia yaitu adalah Menara Eifell YEEEEEE mau aja ketipu. Gaklah, kita gak lg di Paris. Tapi di Candi Borobudur. Siapa yang gak kenal dengan Candi Budha terbesar di dunia ini. Bahkan, candi ini sangat amat terkenal karena relief nya yang sangat amat bercerita. Wow. Great. Someday, I will come back ASAP! Foto foto dan segala nya bisa dilakukan disana. Asal jangan merusak fasilitas ya. Bahkan,  pulang dr Candi Borobudur, bisa beli oleh oleh loh!!!!! Karena ada banyak yang menjual oleh oleh disana. Asyik kan! Btw dr hari pertama sampai di Candi Borobudur kita semua belum mandi. Jadi nya? Sangat amat bau badan, bawaannya pengen nya ke hotel.
Sampailah kita di hotel. Sebelumnya pengen ngenalin temen temen sekamar gue. Yang pertama adalah Sofian Ardi! He’s my chairmate in XI IPS 1. Dia seorang sekretaris umum OSIS. Dan gue pun sekamar dengan ketua umum osis. Namanya Rahadian Ihtisyamuddin. And he’s in a relationship with…….hahaha! dan Dimas Bagus Kuntoro. Rahadian dan Dimas anak kelas XI IPS 2. Wohooo. Yang pasti, gue gak akan cerita panjang lebar tentang apa yang kita lakukan di kamar! Hahaha. Gak kok. Gak ngapa ngapain. Gue mandi dan sangat amat segar beneran deh. Dan pastinya langsung bobok karena kecapekan banget. Next chapter!
Hari ketiga. UGM. Salah satu universitas di Indonesia yang keren, kece, bagus dan pastinya juga sangat amat bermutu. I hope I can continue my study in that college. My future college! Amin! Menggunakan seragam pastinya dan jangan sampai telat kesana. Nanti bisa saja kita ditolak. Huuuu cian deh. Gue dan kawan kawan gue ips 1 dan ipa 3 mendapatkan presentasi tentang fakultas ekonomika dan bisnis. Keren kan? Berharap juga bisa masuk fakultas itu! Amin! Lanjut menuju ke Kraton Jogja. Kesan mistis dan sangat amat menyeramkan datang menganggu gue. Katanya bangunannya inilah itulah. But, ini sangat keren sebuah istana kerajaan bernafaskan jawa. Super duper kuno antic. Dan pastinya sangat bernilai sejarah sekali ya. Mendengarkan tour guide nya ngomong ini itu jelasin sana sini dan sangat membosankan. Apalagi, dipikiran gue udh bersemayam……………MALIOBORO! Waw!!! Tempat belanja yang sangat amat keren dan murah murah. Super duper murah pokoknya. Apalagi kalo sempet ke Beringharjo. Beli batik deh lo sono ampe mabok. Keren cekali. Tapi……..saat di alun alun kita semua disarankan naik becak. Dan tukang becaknya galak. Semuanya. Dan mereka menipu kita mau nganterin ke Malioboro. Padahal nggak. Ih ngebetein pokoknya. Mls bahasnya lagi. Sampai di Malioboro, ngeborong deh langsung cuy. Dan….semua keluarga gue dpt masing masing 1 untuk oleh oleh. Senangnya, pulang kehotel dengan sedikit kekecewaan sih tp senang juga kok.
Hari ke empat dan akan menjadi hari terakhir. Kita check put dan lalu kita pun menuju Kaliurang suatu situs yang tidak cukup bersejarah hahaha karena apa, itu merupakan sebuah tempat yang sangat amat baru bs dibilang. Terdapat sebuah sungai kering yang ternyata itu adalah tempat mengalirnya lava bekas letusan Gunung Merapi. Langsung kita menuju sebuah puncak dan gak tahu apa namanya. Pokoknya kita ke atas dengan amat susah payah. Kecapekan. Rintangannya sangat amat sulit. Panjat sana sini. Naik sana sini. Lewati batu besar kecil bahkan sangat amat sulit sekali dengan gue yang punya badan yang cukup semok. Waw berat cyin. Sampai diatas….. W-A-W sangat amat keren sangat fantastis dan sangat ah amazing banget. Dan pastinya sangat amat keren. Apalagi diatas sana kita bisa melihat puncak merapi. Dan, melihat pohon pohon tumbang karena letusan gunung merapi. Banyak yang bilang kayak di The Lost World gitu deh. I finally found the greatness. Kecapekan pun terbayar sudah. Banyak yang foto foto diatas sana, pacaran dan sebagainya. Hahahaha remaja.
Lalu ada berita yang sangat menyedihkan hati. Yaitu, kita tidak jadi ke pabrik gula. Dan tidak jadi ke Goa Jatijaja dan apalagi gitu gue lupa pokoknya ada yang di cancel. Intinya? Kecewalah pasti. Kabar buruk selanjutnya, kita harus turun lewat jalan dimana kita naik td. Singkat kata, SHIT! Capek banget super duper sangat amat bikin gondok. Sampai dibawah akhirnya STACATO!!! KELAS XI IPS 1 foto foto dong pastinya, apalagi dihari ke 4 kita anak anak STACATO pake baju kelas kita. Sangat kompak. Singkat kata, I LOVE STACATO! *jangan tanya gue singkatan STACATO itu apa*
Lalu kita pulang menuju Jakarta. Berat rasanya meninggalkan kota jogja. Kota yang penuh keseksian budaya nya, wisata nya dan segala ke sempurnaannya. Walaupun sedikit kejam tukang becaknya sampai nipu kita, tp sekali lagi. I love JOGJA too. Sangat amat berkesan apalagi bersama teman yang kita sayangi. I fell in love with jogja. I feel hard. That’s so UNFORGETTABLE!!! Incredible, MARVELOUS! Walaupun sebelumnya kita semua pengennya ke Bali, tp jogja juga gak kalah oke kok.
Sekian dulu ya cerita perjalanan gue dan angkatan gue menuju Jogja. Intinya, this post represents jogja! The great city in Java. So loveable. I think, I’ll be livin’ in Jogja, someday. UGM I’m coming. Oh ya, mohon maaf ya kalau gak lengkap amat. Apalagi kalo ada kesalahan. Soalnya, udh rada rada lupa sih. Bye bye readers. GO VISIT JOGJA!

Teater Membangun Jembatan Antar Negara

Pemandangan pintu gerbang dan sisi luar bangunan UNESCO
 
Hari Teater Sedunia tahun ini merupakan suatu perayaan yang unik yang diselenggarakan di pusat UNESCO di Paris, Perancis. Perayaan ini dihadiri oleh orang-orang penting dari seluruh penjuru dunia dan sangat diberkahii dengan kehadiran Maha Guru Ching Hai yang diundang oleh ITI1 ( International Theatre Institute) dan Presiden ITI Filipina Cecile Guidote - Alvarez. Pada kesempatan itu, Supreme Master Televisi mendapatkan kehormatan khusus untuk menyiarkan acara ini secara langsung pada tanggal 27 Maret, Tahun Emas 4 (2007), serta untuk mewawancarai orang-orang penting.
Peristiwa tersebut sebenarnya dimulai pada tanggal 26 Maret dengan suatu pertemuan para anggota ITI dari sejumlah Negara untuk mendiskusikan Teater dan Perkembangannya. Pertemuan ini diikuti oleh pertemuan siang hari pada tanggal 27 Maret dengan judul “60 Minutes to Convince” (60 Menit untuk Meyakinkan). Sejak tahun 1970, UNESCO telah menghubungkan teater dengan perkembangan sosial ekonomi negara. Beberapa dari proyeknya yang sukses antara lain: membawa para artis yang termasuk dalam kelompok masyarakat yang bersengketa bersama-sama bekerja dalam workshop yang diselenggarakan di daerah netral (proyek yang dikembangkan di Mesir, Bangladesh, Cyprus, Sudan, dll…); menolong anak-anak muda yang terbelakang dan cacat dengan memberi keterampilan tentang teater professional (proyek yang dikembangkan di Filipina); dan menyampaikan informasi tentang tema-tema lain seperti membasmi HIV/AIDS atau mempromosikan persamaan gender (proyek yang dikembangkan di daerah pedesaan terpencil begitu pula di daerah perkotaan Burkina Faso, Senegal, dan Meksiko).
Maha Guru Ching Hai diundang sebagai tamu special di Hari Teater Sedunia 2007
Upacara yang paling penting tentu saja diselenggarakan pada malam hari tanggal 27 Maret. Acara ini dihadiri oleh orang-orang teater dan figur-figur politik yang terkait dengan teater dari seluruh dunia. Sebagai simbol penghormatan dan penghargaan, pada tahun ini kesempatan berbicara diberikan kepada Yang Terhormat Sheikh Dr. Sultan Bin Mohammed Al Qasimi, Anggota dari Dewan Tertinggi Persatuan Emirat Arab, Penguasa Sharjah. Dia secara pribadi menulis dan membacakan Pesan Internasional yang digubah tiap tahunnya oleh artis termashyur atau pelindung seni. Pesan ini kemudian diterjemahkan ke 20 bahasa lebih, dicetak dalam ratusan surat kabar, dan dibaca sebelum dimulainya ribuan pementasan teater. Yang Terhormat menggunakan kesempatan yang unik tersebut untuk mengekspresikan perasaannya tentang teater, hasratnya yang kuat untuk terlibat dalam teater sejak masa mudanya, dan kemudian untuk menunjukkan pemahamannya yang mendalam terhadap kekuatan teater. Dia yang telah menemukan sisi spiritual dari seni ini berkata, “Teater mencapai kedalaman tersembunyi dari jiwa manusia, dan membuka harta karun tersembunyi yang terbaring dalam jiwa manusia.” Begitu pula tempatnya di masyarakat teater adalah “suatu alat pemersatu dimana orang dapat menyebarluaskan cinta dan perdamaian.” Para wakil internasional mendengarkan pesan ini dengan penuh perhatian dan mengekspresikan persetujuan mereka dengan tepuk tangan yang meriah.
H. H. Sheikh Dr. Sultan bin Mohammed Al Qasimi, Penguasa Sharjah
Aktor, sutradara, dan professor teater ternama Mesir, Saad Abdul Rahman Qartash menerima Sharjah Award dari H. H. Sheikh Dr. Sultan bin Mohammed Al Qasimi, Penguasa Sharjah
Penghargaan yang serupa menyertai pengumuman pemenang tahunan Sharjah Award2 untuk kontribusi terhadap budaya Arab yang ditempatkan di bawah lindungan Yang Terhormat. Tahun 2007, pemenangnya jatuh pada seorang aktor, sutradara dan professor teater ternama Mesir, Saad Abdul Rahman Qartash. Beliau dilahirkan pada tahun 1942, karirnya yang luar biasa telah membawanya tidak hanya pada layar teater, namun juga pada kreasi sinema, televisi, dan radio. Sejak tahun 1971 ketika ia berada di Institut Drama sebagai seorang dosen, Dia bermimpi untuk melanjutkan pekerjaan ini hingga hari terakhir hidupnya.
Semua peserta berkumpul untuk bertukar pikiran dan beramah tamah dalam upacara tersebut. Terlepas dari perbedaan bangsa, agama, dan budaya yang diwakili, yang ada hanyalah ucapan penghargaan dan kekaguman yang mendalam satu sama lain. Maha Guru Ching Hai membuat orang lain terkesan karena pakaian yang dikenakan-Nya maupun gaya-Nya yang agung. Guru hadir dengan mengenakan pakaian Arab yang sangat indah, seperti dibawa dari dunia gaib “1001 Malam” dan menganugerahkan kasih-Nya yang berlimpah kepada setiap orang. Semua orang yang hadir terlarut di depan-Nya sambil membungkukkan badan dan memberi salam menurut tradisi mereka. Banyak dari orang-orang yang diwawancarai bertanya dengan takjub: “Siapakah wanita luar biasa ini?” Dia adalah duta besar perdamaian dan pengetahuan. Pada saat itu, kamera dari Supreme Master TV merekam dan menyiarkannya ke seluruh dunia.

Malam tersebut merupakan suatu contoh kebahagiaan dan keharmonisan. Mari kita berharap agar ini akan menggapai hati setiap makhluk hidup dan membangun dasar yang kuat untuk Zaman Keemasan Baru.
Pada tanggal 26 Maret, Guru menghadiri pertemuan para anggota ITI dari sejumlah Negara. (Dari kanan ke kiri) Mr. H. Byrgesen, Presiden ITI Denmark; Madam Cecile Guidote-Alvarez, Presiden ITI Filipina; Maha Guru Ching Hai; Mr. Manfred Beilhartz, Presiden Dewan Eksekutif ITI, UNESCO; Madam Jennifer Walpole, Direktur Eksekutif dan Sekretaris Jendral ITI, UNESCO; Mr. Ramendu Majumdar, Wakil Presiden Dewan Eksekutif ITI, UNESCO
Guru dan Mr. Ramendu Majumdar
Guru dan Madam R.S. Rantala, Presiden ITI Finlandia
Guru dan Mr. Jean Dreze, anggota ITI dari Belgia
“60 Minutes to Convince - Theatre and Development” meeting at a Seminar Course Room in UNESCO
(Dari kanan ke kiri) Mr. Manfred Beilhartz; Mr. M. Fuad Ali Mahdi, Presiden GCC (Gulf Cooperation Council) Biro ITI; Guru; Madam Cecile Guidote-Alvarez
(Dari kanan ke kiri) Mr. Jean-Pierre Guingane, Wakil Presiden Dewan Eksekutif ITI, UNESCO; Mr. Il Soo SHIN, Presiden ITI Korea; Master; Madam Cecile Guidote-Alvarez
4. Rapat “60 Minutes to Convince - Theatre and Development” di sebuah Ruangan Seminar di UNESCO
(Dari kiri ke kanan) Mr. M. Fuad Ali Mahdi; H. H. Sheikh Dr. Sultan bin Mohammed Al Qasimi, Penguasa Sharjah; Madam Cecile Guidote-Alvarez; Duta Besar Filipina untuk Perancis; Maha Guru Ching Hai
(Dari kiri ke kanan) Madam Cecile Guidote-Alvarez; Guru; Madam Stephanie Regner, Sekretaris ITI, UNESCO
Guru dan Para anggota ITI Mesir
Guru dan Madam Jennifer Walpole
(Dari kiri ke kanan) Madam Faynia Williams FRSA, Presiden ITI Inggris; Guru; Mr. Samiha Ayoub, Presiden ITI Mesir
Guru dan Mr. Ali Mahdi, Presiden ITI Sudan
 

Dasar Dasar Bermain Drama

Drama adalah kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas dengan media  percakapan(dialog), gerak dan tingkah laku. Naskah merupakan hal utama dalam bermain drama (modern) karena ia merupakan panduan bagi para pemeran (aktor) di atas pentas. Selain naskah, ada unsur-unsur lain yang sangat menentukan yaitu dekorasi (setting), musik, lighting, make up,kostum,nyanyian, tarian, dan unsur penunjang lainnya.
NASKAH
Naskah disini diartikan sebagai bentuk tertulis dari suatu drama. Sebuah naskah walaupun telah dimainkan berkali-kali, dalam bentuk yang berbeda-beda, naskah tersebut tidak akan berubah mutunya. Sebaliknya sebuah atau beberapa drama yang dipentaskan berdasarkan naskah yang sama dapat berbeda mutunya. Hal ini tergantung pada penggarapan dan situasi, kondisi, serta tempat dimana dimainkan naskah tersebut. Selain dialog, sebuah naskah yang baik harus memiliki tema, tokoh dan plot atau rangka cerita.
Tema
Tema adalah rumusan inti sari cerita yang dipergunakan dalam menentukan arah dan tujuan cerita. Dari tema inilah kemudian ditentukan tokoh-tokohnya.
Tokoh
Dalam cerita drama tokoh merupakan unsur yang paling aktif yang menjadi penggerak cerita.oleh karena itu seorang tokoh haruslah memiliki karakter, agar dapat berfungsi sebagai penggerak cerita yang baik. Disamping itu dalam naskah akan ditentukan dimensi-dimensi sang tokoh. Biasanya ada 3 dimensi yang ditentukan yaitu:
Dimensi fisiologi  (ciri-ciri badani) antara lain usia, jenis kelamin, keadaan tubuh, cirri-ciri muka,dll.
Dimensi sosiologi (latar belakang) kemasyarakatan misalnya status sosial, pendidikan, pekerjaan, peranan dalam masyarakat, kehidupan pribadi, pandangan hidup, agama, hobby, dan sebagainya.
Dimensi psikologis (latar belakang kejiwaan) misalnya temperamen, mentalitas, sifat, sikap dan kelakuan, tingkat kecerdasan, keahlian dalam bidang tertentu, kecakapan, dan lain sebagainya.
Apabila kita mengabaikan salah satu saja dari ketiga dimensi diatas, maka tokoh yang akan kita perankan akan menjadi tokoh yang kaku, timpang, bahkan cenderung menjadi tokoh yang mati.

Plot
Plot adalah alur atau kerangka cerita. Plot merupakan suatu keseluruhan peristiwa didalam naskah. Secara garis besar, plot drama dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:
Pemaparan (eksposisi)
Bagian pertama dari suatu pementasan drama adalah pemaparan atau eksposisi. Pada bagian ini diceritakan mengenai tempat, waktu dan segala situasi dari para pelakunya. Kepada penonton disajikan sketsa cerita sehingga penonton dapat meraba dari mana cerita ini dimulai. Jadi eksposisi berfungsi sebagai pengantar cerita. Pada umumnya bagian ini disajikan dalam bentuk sinopsis.
Komplikasi awal atau konflik awal
Kalau pada bagian pertama tadi situasi cerita masih dalam keadaan seimbang maka pada bagian ini mulai timbul suatu perselisihan atau komplikasi. Konflik merupakan kekuatan penggerak drama.
Klimaks dan krisis
Klimaks dibangun melewati krisis demi krisis. Krisis adalah puncak plot dalam adegan. Konflik adalah satu komplikasi yang bergerak dalam suatu klimaks.
Penyelesaian (denouement)
Drama terdiri dari sekian adegan yang di dalamnya terdapat krisis-krisis yang memunculkan beberapa klimaks. Satu klimaks terbesar dibagian akhir selanjutnya diikuti adegan penyelesaian.
Dialog
Dialog berisikan kata-kata. Dalam drama para tokoh harus berbicara dan apa yang diutarakan mesti sesuai dengan perannya, dengan tingkat kecerdasannya, pendidikannya, dsb. Dialog berfungsi untuk mengemukakan persoalan, menjelaskan perihal tokoh, menggerakkan plot maju, dan membukakan fakta.

LATIHAN DASAR
Dalam bermain drama ada yang disebut dengan akting. Akting adalah pelafalan dialog (yang tertulis di dalam naskah) disertai dengan gerak atau gesture. Seorang aktor dikatakan baik apabila ia sanggup membawakan dialog sesuai dengan karakter tokoh yang diperankannya. Dialog itu bisa terdengar (volume baik), jelas (artikulasi baik), dimengerti (lafal benar), dan aktor bisa menghayati sesuai dengan tuntutan/jiwa peran yang ditentukan dalam naskah. Seorang aktor yang baik akan mampu membawakan dialog tersebut dengan gerak yang pas (tidak berlebihan atau dibuat-buat). Ia bergerak dengan leluasa (blocking baik)  tidak ragu ragu ( meyakinkan), dimengerti (sesuai dengan hukum gerak dalam kehidupan), dan juga bisa menghayati sesuai dengan tuntutan  peran yang ditentukan dalam naskah.
BLOCKING
Yang dimaksud dengan blocking adalah kedudukan aktor pada saat di atas pentas. Dalam permainan drama, blocking yang baik sangat diperlukan, oleh karena itu pada waktu bermain kita harus selalu mengontrol tubuh kita agar tidak merusak blocking.  Blocking tersebut harus seimbang, utuh, bervariasi dan memiliki titik pusat perhatian serta wajar.Jelas, tidak ragu ragu, meyakinkan. Kesemuanya itu mempunyai pengertian bahwa gerak yang dilakukan jangan setengah setengah dan jangan sampai berlebihan. Kalau ragu ragu terkesan kaku sedangkan kalau berlebihan terkesan over acting
Bocking harus dimengerti (wajar).  Apa yang kita wujudkan dalam bentuk gerak tidak menyimpang dari hukum gerak dalam kehidupan. Misalnya bila mengangkat barang yang berat dengan tangan kanan, maka tubuh kita akan miring ke kiri, dsb.
Blocking harus memiliki motivasi yang jelas berarti gerak-gerak anggota tubuh maupun gerak wajah harus sesuai tuntutan peran dalam naskah.
Seimbang
Seimbang berarti kedudukan pemain, termasuk juga benda-benda yang ada diatas panggung (setting) tidak mengelompok di satu tempat, sehingga mengakibatkan adanya kesan berat sebelah. Jadi semua bagian panggung harus terwakili oleh pemain atau benda-benda yang ada di panggung. Penjelasan lebih lanjut mengenai keseimbangan panggung ini akan disampaikan pada bagian mengenai "Komposisi Pentas".
Utuh
Utuh berarti blocking yang ditampilkan hendaknya merupakan suatu kesatuan. Semua penempatan dan gerak yang harus dilakukan harus saling menunjang dan tidak saling menutupi.
Bervariasi
Bervariasi artinya bahwa kedudukan pemain tidak disuatu tempat saja, melainkan membentuk komposisi-komposisi baru sehingga penonton tidak jenuh. Keadaan seorang pemain jangan sama dengan kedudukan pemain lainnya. Misalnya sama-sama berdiri, sama-sama jongkok, menghadap ke arah yang sama, dsb. Kecuali kalau memang dikehendaki oleh naskah.
Memiliki titik pusat
Memiliki titik pusat artinya setiap penampilan harus memiliki titik pusat perhatian. Hal ini penting artinya untuk memperkuat peranan lakon dan mempermudah penonton untuk melihat dimana sebenarnya titik pusat dari adegan yang sedang berlangsung. Antara pemain juga jangan saling mengacau sehingga akan mengaburkan dimana sebenarnya letak titik perhatian.
Wajar
Wajar artinya setiap penempatan pemain ataupun benda-benda haruslah tampak wajar, tidak dibuat-buat. Disamping itu setiap penempatan juga harus memiliki motivasi dan harus beralasan.
Dalam drama kontemporer kadang-kadang naskah tidak menuntut blocking yang sempurna, bahkan kadang-kadang juga sutradara atau naskah itu sendiri sama sekali meninggalkan prinsip-prinsip blocking. Ada juga naskah yang menuntut adanya gerak-gerak yang seragam diantara para pemainnya.

MEDITASI
Secara umum arti meditasi adalah mencoba untuk menenangkan pikiran. Dalam teater dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk menenangkan dan mengosongkan pikiran dengan tujuan untuk memperoleh kestabilan diri.
Tujuan Meditasi:
Mengosongkan pikiran.

Kita mencoba mengosongkan pikiran kita, dengan jalan membuang segala sesuatu yang ada dalam pikiran kita, tentang berbagai masalah baik itu masalah keluarga, sekolah, pribadi dan sebagainya. Kita singkirkan semua itu dari otak kita agar pikiran kita bebas dari segala beban dan ikatan.
Meditasi sebagai jembatan.
Disini alam latihan kita sebut sebagai alam "semu", karena segala sesuatu yang kita kerjakan dalam latihan adalah semu, tidak pernah kita kerjakan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi setiap gerak kita akan berbeda dengan kelakuan kita sehari-hari. Untuk itulah kita memerlukan suatu jembatan yang akan membawa kita dari alam kehidupan kita sehari-hari ke alam latihan.
Cara meditasi:
Posisi tubuh tidak terikat, dalam arti tidak dipaksakan. Tetapi yang biasa dilakukan adalah dengan duduk bersila, badan usahakan tegak. Cara ini dimaksudkan untuk memberi bidang/ruangan pada rongga tubuh sebelah dalam.
Atur pernapasan dengan baik, hirup udara pelan-pelan dan keluarkan juga dengan perlahan. Rasakan seluruh gerak peredaran udara yang masuk dan keluar dalam tubuh kita.
Kosongkan pikiran kita, kemudian rasakan suasana yang ada disekeliling kita dengan segala perasaan. Kita akan merasakan suasana yang hening, tenang, bisu, diam tak bergerak. Kita menyuruh syaraf kita untuk lelap, kemudian kita siap untuk berkonsentrasi.
Catatan:
Pada suatu saat mungkin kita kehilangan rangsangan untuk berlatih, seolah-olah timbul kelesuan dalam setiap gerak dan ucapan. Hal ini sering terjadi akibat diri terlalu lelah atau terlalu banyak pikiran. Jika hal ini tidak diatasi dan kita paksakan untuk berlatih, maka akan sia-sia belaka. Cara untuk mengatasi adalah dengan MEDITASI. Meditasi juga perlu dilakukan bila kita akan bermain di panggung, agar kita dapat mengkonsentrasikan diri kita dengan peran yang hendak kita bawakan.

KONSENTRASI
Konsentrasi secara umum berarti "pemusatan". Dalam teater kita mengartikannya dengan pemusatan pikiran terhadap alam latihan atau peran-peran yang akan kita bawakan agar kita tidak terganggu dengan pikiran-pikiran lain, sehingga kita dapat menjiwai segala sesuatu yang kita kerjakan.
Cara konsentrasi:
Kita harus melakukan dahulu meditasi. Kita kosongkan dulu pikiran kita, dengan cara-cara yang sudah ditentukan. Kita kerjakan sesempurna mungkin agar pikiran kita benar-benar kosong dan siap berkonsentrasi.
Setelah pikiran kita kosong, mulailah memasuki otak kita dengan satu unsur pikiran. Rasakan bahwa saat ini sedang latihan, kita memasuki alam semu yang tidak kita dapati dalam kehidupan sehari-hari. Jangan memikirkan yang lain, selain bahwa kita saat ini sedang latihan teater.
Catatan:
Pada saat kita akan membawakan suatu peran, misalnya sebagai ayah, nenek, gadis pemalu dan sebagainya, baik itu dalam latihan atau pementasan, konsentrasikan pikiran kita pada hal tersebut. Jangan sekali-kali memikirkan yang lain.

PERNAPASAN
Seorang artis panggung, baik itu dramawan ataupun penyanyi, maka untuk memperoleh suara yang baik ia memerlukan pernapasan yang baik pula. Oleh karena itu ia harus melatih pernapasan/alat-alat pernapasannya serta mempergunakannya secara tepat agar dapat diperoleh hasil yang maksimum, baik dalam latihan ataupun dalam pementasan.
Ada empat macam pernapasan yang biasa dipergunakan:
Pernapasan dada
Pada pernapasan dada kita menyerap udara kemudian kita masukkan ke rongga dada sehingga dada kita membusung. Di kalangan orang orang teater pernapasan dada biasanya tidak dipergunakan karena disamping daya tampung atau kapasitas dada untuk udara sangat sedikit, juga dapat mengganggu gerak/akting sang aktor, karena bahu menjadi kaku.
Pernapasan perut
Dinamakan pernapasan perut jika udara yang kita hisap kita masukkan ke dalam perut sehingga perut kita menggelembung. Pernapasan perut dipergunakan oleh sebagian dramawan, karena tidak banyak mengganggu gerak dan daya tampungnya lebih banyak dibandingkan dada.
Pernapasan lengkap
Pada pernapasan lengkap kita mempergunakan dada dan perut untuk menyimpan udara, sehingga udara yang kita serap sangat banyak (maksimum). Pernapasan lengkap dipergunakan oleh sebagian artis panggung yang biasanya tidak terlalu mengutamakan akting, tetapi mengutamakan vokal.
Pernapasan diafragma
Diafragma adalah bagian tubuh kita yang terletak diantara rongga dada dan perut. Sedangkan yang dimaksud dengan Pernapasan diafragma adalah ketika sang aktor itu mengambil udara sebanyak-banyaknya kemudian disimpan di diafragma dan rasakan bahwa diafragma itu benar-benar mengembang. Hat ini dapat kita rasakan dengan mengembangnya perut, pinggang, bahkan bagian belakang tubuh di sebelah atas pinggul kita juga turut mengembang.
Menurut perkembangan akhir akhir ini, banyak orang teater yang mempergunakan pernapasan diafragma, karena tidak banyak mengganggu gerak dan daya tampungnya lebih banyak dibandingkan dengan pernapasan perut.
Latihan latihan pernapasan:
Pertama kita menyerap udara sebanyak mungkin. Kemudian masukkan ke dalam dada, kemudian turunkan ke perut, sampai di situ napas kita tahan. Dalam keadaan demikian tubuh kita gerakkan turun sampai batas maksimurn bawah. Setelah sampai di bawah, lalu naik lagi ke posisi semula, barulah napas kita keluarkan kembali.
Cara kedua adalah menarik napas dan mengeluarkannya kembali dengan cepat.
Cara berikutnya adalah menarik napas dalam dalam, kemudian keluarkan lewat mulut dengan mendesis, menggumam, ataupun cara cara lain. Di sini kita sudah mulai menyinggung vokal.
*Catatan: Bila sudah menentukan pernapasan apa yang akan kita pakai, disarankan agar janganlah beralih ke bentuk pernapasan yang lain.

VOKAL
Untuk menjadi seorang pemain drama yang baik, maka dia harus mernpunyai dasar vokal yang baik pula. "Baik" di sini diartikan  sebagai berikut:
- dapat terdengar (dalam jangkauan penonton, sampai penonton, yang paling belakang),
- jelas (artikulasi/pengucapan yang tepat),
- tersampaikan misi (pesan) dari dialog yang diucapkan, dan
- tidak monoton.
Untuk mempunyai vokal yang baik ini, maka perlu dilakukan latihan latihan vokal. Banyak cara, yang dilakukan untuk melatih vokal, antara lain:
1. Tariklah napas, lantas keluarkan lewat mulut sambil menghentakan suara "wah…" dengan energi suara. Lakukan   ini berulang kali.
2. Tariklah napas, lantas keluarkan lewat mulut sambil menggumam "mmm…mmm…" (suara keluar lewat hidung).
3. Sama dengan latihan kedua, hanya keluarkan dengan suara mendesis,"ssss……."
4. Hirup udara banyak banyak, kemudian keluarkan vokal "aaaaa……." sampai batas napas yang terakhir. Nada suara jangan berubah.
5. Sama dengan latihan di atas, hanya nada (tinggi rendah suara) diubah-ubah naik turun (dalam satu tarikan napas)
6. Keluarkan vokal "a…..a……" secara terputus-putus.
7. Keluarkan suara vokal "a i u e o", "ai ao au ae ", "oa oi oe ou", "iao iau iae aie aio aiu oui oua uei uia ......" dan sebagainya.
8. Berteriaklah sekuat kuatnya sampai ke tingkat histeris.
9. Bersuara, berbicara, berteriak sambil berialan, jongkok, bergulung gulung, berlari, berputar putar dan berbagai variasi lainnnya.

*Catatan:
Apabila suara kita menjadi serak karena latihan latihan tadi, janganlah takut. Hal ini biasa terjadi apabila kita baru pertama kali melakukan. Sebabnya adalah karena lendir lendir di tenggorokan terkikis, bila kita bersuara keras. Tetapi bila kita sudah terbiasa, tenggorokan kita sudah agak longgar dan selaput suara (larink) sudah menjadi elastis. Maka suara yang serak tersebut akam menghilang dengan sendirinya. Dan ingat, janganlah terlalu memaksa alat alat suara untuk bersuara keras, sebab apabila dipaksakan akan dapat merusak alat alat suara kita. Berlatihlah dalam batas-batas yang wajar.
Latihan ini biasanya dilakukan di alam terbuka. misalnya di gunung, di tepi sungai, di dekat air terjun dan sebagainya. Di sana kita mencoba mengalahkan suara suara di sekitar kita, disamping untuk menghayati karunia Tuhan.

ARTIKULASI
Artikulasi yang dimaksud adalah pengucapan kata melalui mulut agar terdengar dengan baik dan benar serta jelas, sehingga telinga pendengar/penonton dapat mengerti pada kata kata yang diucapkan. Pada pengertian artikulasi ini dapat ditemukan beberapa sebab yang mongakibatkan terjadinya artikulasi yang kurang/tidak benar, yaitu:
Cacat artikulasi alam: cacat artikulasi ini dialami oleh orang yang berbicara gagap atau orang yang sulit mengucapkan salah satu konsonon, misalnya "r", dan sebagainya.
Artikulasi jelek ini bukan disebabkan karena cacat artikulasi, melainkan terjadi sewaktu waktu. Hal ini sering terjadi pada pengucapan naskah/dialog.
Misalnya:
Kehormatan menjadi kormatan,
menyambung
menjadi mengambung, dan sebagainya.
Artikulasi jelek disebabkan karena belum terbiasa pada dialog, pengucapan terlalu cepat, gugup, dan sebagainya. Sedangkan artikulasi menjadi tak tentu: hal ini terjadi karena pengucapan kata/dialog terlalu cepat, seolah olah kata demi kata berdempetan tanpa adanya jarak sama sekali.
Untuk mendapatkan artikulasi yang baik maka kita harus melakukan latihan:
Mengucapkan alfabet dengan benar, perhatikan bentuk mulut pada setiap pengucapan. Ucapkan setiap huruf dengan nada nada tinggi, rendah, sengau, kecil, besar, dsb. Juga ucapkanlah dengan berbisik.
Variasikan dengan pengucapan lambat, cepat, naik, turun, dsb
Membaca kalimat dengan berbagai variasi seperti di atas. Perhatikan juga bentuk mulut.

GESTIKULASI
Gestikulasi adalah suatu cara untuk memenggal kata dan memberi tekanan pada kata atau kalimat pada sebuah dialog. Jadi seperti halnya artikulasi, gestikulasi pun merupakan bagian dari dialog, hanya saja fungsinya yang berbeda. Gestikulasi tidak disebut pemenggalan kalimat karena dalam dialog satu kata dengan satu kalimat kadang kadang memiliki arti yang sama. Misalnya kata "Pergi !!!!" dengan kalimat "Angkat kaki dari sini !!!". Juga dalam drama bisa saja terjadi sebuah dialog yang berbentuk "Lalu ?" , "Kenapa ?" atau "Tidak !" dan sebagainya. Karena itu diperlukan suatu ketrampilan dalam memenggal kata pada sebuah dialog.
Gestikulasi harus dilakukan, sebab kata kata yang pertama dengan kata berikutnya dalam sebuah dialog dapat memiliki maksud yang berbeda. Misalnya: "Tuan kelewatan. Pergi!". Antara "Tuan kelewatan" dan "Pergi" harus dilakukan pemenggalan karena antara keduanya memiliki maksud yang berbeda. Hal ini dilakukan agar lebih lancar dalam memberikan tekanan pada kata. Misalnya "Tuan kelewatan"....... (mendapat tekanan), "Pergi…." (mendapat tekanan).

INTONASI
Seandainya pada dialog yang kita ucapkan, kita tidak menggunakan intonasi, maka akan terasa monoton, datar dan membosankan. Yang dimaksud intonasi di sini adalah tekanan tekanan yang diberikan pada kata, bagian kata atau dialog. Dalam tatanan intonasi, terdapat tiga macam, yaitu:
Tekanan Dinamik (keras lemah)
Ucapkanlah dialog pada naskah dengan melakukan penekanan penekanan pada setiap kata yang memerlukan penekanan. Misainya saya pada kalimat "Saya membeli pensil ini" Perhatikan bahwa setiap tekanan memiliki arti yang berbeda. Misal:
SAYA membeli pensil ini. (Saya, bukan orang lain)
Saya MEMBELI pensil ini. (Membeli, bukan, menjual)
Saya membeli PENSIL ini. (Pensil, bukan buku tulis)
Tekanan Nada (tinggi)
Cobalah mengucapkan kalimat/dialog dengan memakai nada/aksen, artinya tidak mengucapkan seperti biasanya. Yang dimaksud di sini adalah membaca/mengucapkan dialog dengan Suara yang naik turun dan berubah ubah. Jadi yang dimaksud dengan tekanan nada ialah tekanan tentang tinggi rendahnya suatu kata.
Tekanan Tempo
Tekanan tempo adalah memperlambat atau mempercepat pengucapan. Tekanan ini sering dipergunakan untuk lebih mempertegas apa yang kita maksudkan. Untuk latihannya cobalah membaca naskah dengan tempo yang berbeda beda. Lambat atau cepat silih berganti.

WARNA SUARA
Hampir setiap orang memiliki warna suara yang berbeda. Demikian pula usia sangat mempengaruhi warna suara. Misalnya saja seorang kakek, akan berbeda warna suaranya dengan seorang anak muda. Seorang ibu akan berbeda warna suaranya dengan anak gadisnya. Apalagi antara laki laki dengan perempuan, akan sangat jelas perbedaan warna suaranya. Jadi jelaslah bahwa untuk membawakan suatu dialog dengan baik, maka selain harus memperhatikan artikulasi, gestikulasi dan intonasi, harus memperhatikan juga warna suara. Sebagai latihan dapat dicoba merubah rubah warna suara dengan menirukan warna suara seorang tua, pengemis, anak kecil, dan lain sebagainya.
Selain mengenai dasar dasar vokal di atas, dalam sebuah dialog diperlukan juga adanya suatu penghayatan. Mengenai penghayatan ini akan diterangkan dalam bagian tersendiri. Untuk latihan cobalah membaca naskah berikut ini dengan menggunakan dasar dasar vokal seperti di atas.
(Kang Dul masuk tergopoh gopoh)
Kang Dul: Aduh Mas….e…..e…..itu, Mas…. Anu…. Mas….a….a….ada mahasiswa bawa mobil, pakaiannya bagus. Saya takut, Mas, mungkin dia orang kota, Mas.
Bambang: Goblog ! Kenapa Takut ? Kenapa tidak kau kumpulkan saja orang-orangmu untuk mengusirnya ?
Pak Slamet: (kepada Bambang) Kau lebih-lebih Goblog ! Kau membohongi saya ! Kau tadi lapor apa ?! Sudah tidak ada orang kota yang masuk ke daerah kita, hei ! (sambil mencengkeram Bambang).
Bambang: Sungguh, Pak, sudah lama tidak ada orang kota yang masuk.
Pak Slamet: (membentak sambil mendorong) Diam Kamu !
(kepada Kang Dul) Di mana dia sekarang ?
Kang Dul: Di sana Pak, nongkrong di kantin sambil main leptop.

OLAH TUBUH
Sebelum kita melangkah lebih jauh untuk mempelajari seluk beluk gerak, maka terlebih dahulu kita harus mengenal tentang olah tubuh. Olah tubuh (bisa juga dikatakan senam), sangat perlu dilakukan sebelum kita mengadakan latihan atau pementasan. Dengan berolah tubuh kita akan, mendapat keadaaan atau kondisi tubuh yang maksimal. Selain itu olah tubuh juga mempunyai tujuan melatih atau melemaskan otot otot kita supaya elastis, lentur, luwes dan supaya tidak ada bagian bagian tubuh kita yang kaku selama latihan-latihan nanti.
Pelaksanaan olah tubuh:
Pertama sekali mari kita perhatikan dan rasakan dengan segenap panca indera yang kita punyai. Dengan memakai rasa kita perhatikan seluruh tubuh kita, mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Sekarang mari kita menggerakkan tubuh kita.
Jatuhkan kepala ke depan. Kemudian jatuhkan ke belakang, ke kiri, ke kanan. Ingat kepala/leher dalam keadaan lemas, seperti orang mengantuk.
Putar kepala pelan pelan dan rasakan lekukan lekukan di leher, mulai dari muka. kemudian ke kiri, ke belakang dan ke kanan. Begitu seterusnya dan lakukan berkali kali. Ingat, pelan pelan dan rasakan !
Putar bahu ke arah depan berkali kali, juga ke arah belakang. Pertama satu-persatu terlebih dahulu, baru kemudian bahu kiri dan kanan diputar serentak.
Putar bahu kanan ke arah depan, sedangkan bahu kiri diputar ke arah belakang. Demikian pula sebaliknya.
Rentangkan tangan kemudian putar pergelangan tangan, putar batas siku, putar tangan keseluruhan. Lakukan berkali kali, pertama tangan kanan dahulu, kemudian tangan kiri, baru bersama sama.
Putar pinggang ke kiri, depan, kanan, belakang. Juga sebaliknya.
Ambil posisi berdiri yang sempurna, lalu angkat kaki kanan dengan tumpuan pada kaki kiri. Jaga jangan sampai jatuh. Kemudian putar pergelangan kaki kanan, putar lutut kanan, putar seluruh kaki kanan. Kerjakan juga pada kaki kiri sesuai dengan cara di atas.
Sebagai pembuka dan penutup olah tubuh ini, lakukan iari lari di tempat dan meloncat loncat.
Macam Macam Gerak:
Setiap orang memerlukan gerak dalam hidupnya. Banyak gerak yang dapat dilakukan manusia. Dalam latihan dasar teater, kita juga harus mengenal dengan baik bermacam macam gerak Latihan latihan mengenai gerak ini harus diperhatikan secara khusus oleh seseorang yang berkecimpung dalam bidang teater.
Pada dasarnya gerak dapat dibagi menjadi dua, yaitu
Gerak teaterikal
Gerak teaterikal adalah gerak yang dipakai dalam teater, yaitu gerak yang lahir dari keinginan bergerak yang sesuai dengan apa yang dituntut dalam naskah. Jadi gerak teaterikal hanya tercipta pada waktu memainkan naskah drama.
Gerak non teaterikal
Gerak non teaterikal adalah gerak kita dalam kehidupan sehari hari. Gerak yang dipakai dalam teater (gerak teaterikal) ada bermacam macam, secara garis besar dapat kita bagi menjadi dua, yaitu gerak halus dan gerak kasar.
Gerak Halus
Gerak halus adalah gerak pada raut muka kita atau perubahan mimik, atau yanq lebih dikenal lagi dengan ekspresi. Gerak ini timbul karena pengaruh dari dalam/emosi, misalnya marah, sedih, gembira, dan sebagainya.
Gerak Kasar
Gerak kasar adalah gerak dari seluruh/sebagian anggota tubuh kita. Gerak ini timbul karena adanya pengaruh baik dari luar maupun dari dalam. Gerak kasar masih dapat dibagi menjadi empat bagian. yaitu:
Business, adalah gerak gerak kecil yang kita lakukan tanpa penuh kesadaran Gerak ini kita lakukan secara spontan, tanpa terpikirkan (refleks). Misalnya:
- sewaktu kita sedang mendengar alunan musik, secara tak sadar kita menggerak gerakkan tangan atau kaki mengikuti irama musik.
- sewaktu kita sedang belajar/membaca, kaki kita digigit nyamuk. Secara refleks tangan kita akan memukul kaki yang tergigit nyamuk tanpa kehilangan konsentrasi kita pada belajar.
Gestures, adalah gerak gerak besar yang kita lakukan. Gerak ini adalah gerak yang kita lakukan secara sadar. Gerak yang terjadi setelah mendapat perintah dari diri/otak kita Untuk melakukan sesuatu, misalnya saja menulis, mengambil gelas, jongkok, dsb.
Movement, adalah gerak perpindahan tubuh dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Gerak ini tidak hanya terbatas pada berjalan saja, tetapi dapat juga berupa berlari, bergulung gulung, melompat, dsb.
Guide, adalah cara berjalan. Cara berjalan disini bisa bermacam-macam. Cara berjalan orang tua akan berbeda dengan cara berjalan seorang anak kecil, berbeda pula dengan cara berjalan orang yang sedang mabuk, dsb.
Setiap gerakan yang kita lakukan harus mempunyai arti, motif dan dasar. Hal ini harus benar-benar diperhatikan dan harus diyakini benar-benar oleh seorang pemain apa maksud dan maknanya ia melakukan gerakan yang demikian itu. Dalam latihan gerak, kita mengenal latihan "gerak-gerak dasar". Latihan mengenai gerak-gerak dasar ini kita bagi menjadi tiga bagian, yaitu:
- Gerak dasar bawah: posisinya dalam keadaan duduk bersila. Di sini kita hanya boleh bergerak sebebasnya mulai dari tempat kita berpijak sampai pada batas kepala kita.
- Gerak dasar tengah: posisi kita saat ini dalam keadaan setengah berdiri. Di sini kita diperbolehkan bergerak mulai dari bawah sampai diatas kepala.
- Gerak dasar atas: di sini kita boleh bergerak sebebas-bebasnya tanpa ada batas.
Dalam melakukan gerak-gerak dasar diatas kita dituntut untuk berimprovisasi / menciptakan gerak-gerak yang bebas, indah dan artistik.

Latihan-latihan gerak yang lain:
Latihan cermin.

Dua orang berdiri berhadap-hadapan satu sama lain. Salah seorang lalu membuat gerakan dan yang lain menirukannya, persis seperti apa yang dilakukan temannya, seolah-olah sedang berdiri didepan cermin. Latihan ini dilakukan bergantian.
Latihan gerak dan tatap mata
Sama dengan latihan cermin, hanya waktu berhadapan mata kedua orang tadi saling tatap, seolah kedua pasang mata sudah saling mengerti apa yang akan digerakkan nanti.
Latihan melenturkan tubuh
Seseorang berdiri dalam keadaan lemas. Kemudian seorang lagi membantu mengangkat tangan temannya. Setelah sampai atas dijatuhkan. Dapat juga sebelum dijatuhkan lengan / tangan tersebut diputar-putar terlebih dahulu.
Latihan gerak bersama
Suatu kelompok yang terdiri dari beberapa orang melakukan gerakan yang sama seperti dilakukan oleh pemimpin kelompok tersebut, yang berdiri didepan mereka.
Latihan gerak mengalir
Suatu kelompok yang terdiri beberapa orang saling bergandengan tangan, membentuk lingkaran. Kemudian salah seorang mulai melakukan gerakan ( menggerakkan tangan atau tubuh ) dan yang lain mengikuti gerakan tangan orang yang menggandeng tangannya. Selama melakukan gerakan, tangan kita jangan sampai terlepas dari tangan teman kita. Latihan ini dilakukan dengan memejamkan mata dan konsentrasi, sehingga akan terbentuk gerakan yang artistik.

GERAK DAN VOKAL
Setelah kita berlatih tentang vokal dan gerak secara terpisah, maka sekarang kita mencoba untuk memadukan antara vokal dan gerak. Banyak bentuk-bentuk latihan yang dapat dilakukan, antara lain mengucapkan kalimat yang panjang sambil berlari-lari, melompat, jongkok, bergulung-gulung, atau juga bisa dengan memutar-mutar kepala, memutar-mutar tubuh, dan sebagainya. Latihan ini berguna sekali bagi kita pada waktu acting. Tujuannya adalah agar vokal dan gerak kita selalu serasi, agar gerak kita tidak terlalu banyak berpengaruh pada vokal.

PENGGUNAAN PANCAINDERA
Manusia yang normal dikaruniai Tuhan dengan lima panca indera secara utuh. Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menggunakan panca indera kita tersebut, baik secara bersama-sama ataupun sendiri-sendiri. Dalam teater kita juga harus menggunakan indera kita dengan baik agar dapat memainkan suatu peran dengan baik pula.
Supaya alat-alat indera kita dapat bekerja semaksimal mungkin, tentu saja harus dilatih. Hal ini sangat perlu dalam teater untuk membantu kita dalam membentuk ekspresi. Bentuk-bentuk latihan yang dapat dilakukan, antara lain:
Mata
Duduk bersila sambil menatap suatu titik di dinding. Konsentrasi hanya pada titik tersebut. Usahakan menatap titik tersebut tanpa berkedip, selama mungkin.
Telinga
Duduk bersila, pejamkan mata. Sementara itu seseorang mengetuk-ngetuk sesuatu pada beberapa macam benda, dimana setiap benda memiliki nada / suara yang berlainan. Hitunglah berapa kali ketukan pada benda yang sudah ditentukan.
Duduklah ditepi jalan yang ramai, sambil memejamkan mata. Cobalah untuk mengenali suara apa saja yang masuk ke telinga, misalnya suara truk, bus, sepeda motor, suara tawa seseorang diatas sepeda motor, suara sepatu diatas trotoar,dsb.

Hidung
Duduk ditepi jalan sambil memejamkan mata, kemudian cobalah untuk mengenali bau apa yang ada disekitar kita. Misalnya bau keringat orang yang lewat didepan kita, bau parfum, asap knalpot, asap rokok, atau tanah yang baru disiram hujan, dsb.
Ciumlah tangan, kaki, pakaian, dan jika bisa seluruh tubuh kita, rasakan dan hayati benar-benar bagaimana baunya.
Kulit
Rabalah tangan, kaki, kepala dan seluruh tubuh kita, juga pakaian kita. Rasakan dan kenalilah tubuh kita itu, cari perbedaan antara setiap tubuh.
Rabalah dinding, lantai, meja, atau benda-benda lain. Perhatikanlah bagaimana rasanya, dingin atau panas. Juga sifatnya halus atau kasar dan coba juga mengenali bentuknya. Lakukan latihan ini dengan mata terpejam.
Lidah
Rabalah dengan lidah bagaimana bentuk mulut kita, bagaimana bentuk gigi, langit-langit, bibir, dan sebagainya.
Rasakan dengan menjilat, bagaimana rasa dari sebuah kancing baju, sapu tangan, batang pensil, tangan yang berkeringat,dsb.

KARAKTERISASI
Karakterisasi adalah suatu usaha untuk menampilkan karakter atau watak dari tokoh yang diperankan. Tokoh-tokoh dalam drama, adalah orang-orang yang berkarakter. Jadi seorang pemain drama yang baik harus bisa menampilkan karakter dari tokoh yang diperankannya dengan tepat. Dengan demikian penampilannya akan menjadi sempurna karena ia tidak hanya menjadi figur dari seorang tokoh saja, melainkan juga memiliki watak dari tokoh tersebut.
Agar kita dapat memainkan tokoh yang berkarakter seperti yang dituntut naskah, maka kita harus terlebih dahulu mengenal watak dari tokoh tersebut. Suatu misal, kita dapat peran menjadi seorang pengemis. Nah, kita harus mengenal secara lengkap bagaimana sifat-sifatnya, tingkah lakunya, dsb. Apakah dia seorang yang licik, pemberani, atau pengecut, alim, ataukah hanya sekedar kelakuan yang dibuat-buat.
Demikianlah, kita menyadari bahwa untuk memerankan suatu tokoh, kita tidak hanya memerankan jabatannya, tetapi juga wataknya. Misalnya:
Tokoh (A) … jabatan (lurah) … watak (licik, pura-pura, pengecut)
Tokoh (B) … jabatan (jongos) … watak (baik hati, ramah, jujur, mengalah)
Untuk melatih karakteristik dapat dipakai cara sebagai berikut:
Dengan menirukan gerak-gerak dasar yang biasa dilakukan oleh pengemis, kakek, anak kecil, pemabuk, orang buta, dsb. (yang dimaksud dengan gerak-gerak dasar disini adalah cirri-ciri khas)
Dua orang atau lebih, berdiri dan berkonsentrasi, kemudian salah satu memberi perintah kepada temannya untuk bertindak / berlaku sebagai tokoh dari apa yang diceritakan. Untuk membantu memberi suasana, dapat memakai musik pengiring.
Untuk memperdalam mengenai karakteristik, maka agaknya perlu juga kita mempelajari observasi, ilusi, imajinasi dan emosi. Untuk itu marilah kita kenali satu persatu.

OBSERVASI
Observasi adalah suatu metode untuk mempelajari / mengamati seorang tokoh. Bagaimana tingkah lakunya, cara hidupnya, kebiasaannya, pergaulannya, cara bicaranya, dsb. Setelah kita mengenal segala sesuatu tentang tokoh tersebut, kita akan mengetahui wujud dari tokoh itu. Setelah itu baru kita menirukannya. Dengan demikian kita akan menjadi tokoh yang kita ingini.

ILUSI
Ilusi adalah bayangan atas suatu peristiwa yang akan terjadi maupun yang telah terjadi, baik yang dialami sendiri maupun yang tidak. Kejadian itu dapat berupa pengalaman, hasil observasi, mimpi, apa yang dilihat, dirasakan, ataupun angan-angan, kemungkinan-kemungkinan, ramalan, dan lain sebagainya.
Cara-cara melatihnya antara lain:
Menyampaikan data-data tentang suatu kecelakaan, kebakaran, dsb.
Bercerita tentang perjalanan keliling pulau Jawa, ketika dimarahi guru, dsb.
Menyampaikan pendapat tentang lingkungan hidup, sopan santun dikampung, dsb.
Menyampaikan keinginan untuk menjadi raja, polisi, dewa, burung, artis, dsb.
Berangan-angan bahwa kelak akan terjadi perang antar planet, dsb.
IMAJINASI
Imajinasi adalah suatu cara untuk menganggap sesuatu yang tidak ada menjadi seolah-olah ada. Kalau ilusi obyeknya adalah peristiwa, maka imajinasi obyeknya benda atau sesuatu yang dibendakan. Tujuannya adalah agar kita tidak hanya selalu menggantungkan diri pada benda-benda yang kongkrit. Juga diatas pentas, penonton akan melihat bahwa apa yang ditampilkan tampak benar-benar terjadi walaupun sesungguhnya tidak terlihat, benar-benar dialami sang pelaku. Kemampuan untuk berimajinasi benar-benar diuji bilamana kita sedang memainkan sebuah pantomim.
Sebagai contoh, dalam naskah OBSESI, terjadi dialog antara pemimpin koor dengan roh suci. Roh suci disini hanya terdengar suaranya, tetapi pemain harus menganggap bahwa roh suci benar-benar ada. Dalam contoh lain dapat kita lihat pada sebuah naskah yang didalamnya terdapat sebuah dialog, sebagai berikut: "Hei letnan, coba perhatikan perempuan berkaca mata gelap didepan toko itu. Perhatikan topi dan tas hitam yang dipakainya. Rasa-rasanya aku pernah melihat tas dan topi itu dipakai Nyonya Lisa beberapa saat sebelum terjadi pembunuhan". Yang dibicarakan tokoh diatas sebenarnya hanya khayalan saja. Perempuan berkaca mata gelap, bertopi, dan bertas hitam tidak terlihat atau tidak tampak dalam pentas.
Telah disebutkan bahwa obyek imajinasi adalah benda atau sesuatu yang dibendakan, termasuk disini segala sifat dan keadaannya. Sebagai latihan dapat dipakai cara-cara sebagai berikut:
Sebutkan sebanyak mungkin benda-benda yang terlintas di otak kita. Jangan sampai menyebutkan sebuah benda lebih dari satu kali.
Sebutkan sebuah benda yang tidak ada disekitar kita kemudian bayangkan dan sebutkan bentuk benda itu, ukurannya, sifatnya, keadaannya, warna, dsb.
Menganggap atau memperlakukan sebuah benda lain dari yang sebenarnya. Contohnya, menganggap sebuah batu adalah suatu barang yang sangat lucu, baik itu bentuknya, letaknya, dsb. Sehingga dengan memandang batu tersebut kita jadi tertawa terpingkal-pingkal.
Menganggap sesuatu benda memiliki sifat yang berbeda-beda. Misalnya sebuah pensil rasanya menjadi asin, pahit, manis kemudian berubah menjadi benda yang panas, dingin, kasar, dsb.
EMOSI
Emosi dapat diartikan sebagai ungkapan perasaan. Emosi dapat berupa perasaan sedih, marah, benci, bingung, gugup, dsb. Dalam drama, seorang pemain harus dapat mengendalikan dan menguasai emosinya. Hal ini penting untuk memberikan warna bagi tokoh yang diperankan dan untuk menunjang karakter tokoh tersebut. Emosi juga sangat mempengaruhi tubuh, yaitu tingkah laku, roman muka (ekspresi), pengucapan dialog, pernapasan, niat. Niat disini timbul setelah emosi itu terjadi, misalnya setelah marah maka tinbul niat untuk memukul, dsb.

PENGHAYATAN
Penghayatan adalah mengamati serta mempelajari isi dari naskah untuk diterpakan tubuh kita. Misalnya pada waktu kita berperan sebagai Pak Usman yang berprofesi sebagai polisi, maka saat itu kita tidak lagi berperan sebagai diri kita sendiri melainkan menjadi Pak Usman yang berprofesi sebagai polisi. Hal inilah yang harus kita terapkan dengan baik jika kita akan memainkan sebuah naskah drama.
Cara-cara yang dipergunakan dalam penghayatan adalah:
Pelajari naskah secara keseluruhan, supaya dapat mengetahui apa yang dikehendaki oleh naskah, problema apa yang ditonjolkan, serta apa titik tolak dan inti dari naskah.
Melakukan gerak serta dialog yang terdapat dalam naskah. Jadi disini kita sudah mendapat gambaran tentang akting dari tokoh yang akan kita perankan.
Sebagai latihan cobalah membaca sebuah naskah / dialog dengan diiringi musik sebagai pembantu pemberi suasana. Hayati dulu musiknya baru mulailah membaca.

KOMPOSISI PENTAS
Komposis pentas adalah pembagian pentas menurut bagian-bagian yang tertentu. Komposisi pentas ini dibuat untuk membantu blocking, dimana setiap bagian pentas mempunyai arti tersendiri. 
Kadar kekuatan pentas dapat dilihat pada urutan penempatannya. Bagian depan lebih kuat daripada bagian belakang. Bagian kanan lebih kuat daripada bagian kiri. Oleh karena itu jangan menempatkan diri atau benda yang kadar kekuatannya tinggi pada bagian yang kuat. Carilah tempat-tempat yang sesuai agar blocking kelihatan seimbang. Walaupun demikian harus tetap dalam batas-batas yang wajar, jangan terlalu dibuat-buat.

Unsur Unsur Lakon Teater

1. Tema cerita
Agar cerita menarik perlu dipilih topik, contoh tema masalah Keluarga topiknya misal Pilih Kasih
2. Amanat
Sebuah sajian drama yang menarik dan bermutu adalah memiliki pesan moral yang ingin disampaikan kepada penonton.
3. Plot
Lakon drama yang baik selalu mengandung konflik, plot adalah jalan cerita drama. Plot drama berkembang secara bertahap, mulai dari konflik yang sederhana hingga menjadi konflik yang kompleks sampai pada penyelesaian konflik. Penyelesaian konflik ada yang happy ending, atau berakhir sedih atau penonton disuguhkan cerita dengan menafsirkan sendiri akhir cerita.
Ada enam tahapan plot :
a. Eksposisi .Tahap ini disebut tahap pergerakan tokoh
b. Konflik .Dalam tahap ini mulai ada kejadian
c. Komplikasi. Kejadian mulai menimbulkan konflik persoalan yang kait-mengkait tetapi masih menimbulkan tanya tanya.
d. Krisis .Dalam tahap ini berbagai konflik sampai pada puncaknya
e. Resolusi. Dalam tahap ini dilakukan penyelesaian konflik
f. Keputusan Adalah akhir cerita
4. Karakter
Karakter atau perwatakan adalah keseluruhan ciri-ciri jiwa seorang tokoh dalam drama. Ada tokoh berwatak sabar, ramah dan suka menolong, sebaliknya bisa saja tokoh berwatak jahat ataupun bisa juga tokoh berdialek suku tertentu.
5. Dialog
Jalan cerita lakon diwujudkan melalui dialog dan gerak yang dilakukan para pemain. Dialog-dialog yang dilakukan harus mendukung karakter tokoh yang diperankan dan dapat menghidupkan plot lakon.
6. Setting
Setting adalah tempat, waktu, dan suasana terjadinya suatu adegan. Karena semua adegan dilaksanakan di panggung maka panggung harus bias menggambarkan setting apa yang dikehendaki. Panggung harus bisa menggambarkan tempat adegan itu terjadi: di ruang tamu, di rumah sakit, di tepi sungai, di kantin, atau di mana? Penataan panggung harus mengesankan waktu: zaman dahulu, zaman sekarang, tengah hari, senja, dini hari, atau kapan?
Demikian pula unsur panggung harus diupayakan bisa menggambarkan suasana: gembira, berkabung, hiruk pikuk, sepi mencekam, atau suasana-suasana lain. Semua itu diwujudkan dengan penataan panggung dan peralatan yang ada.
Panggung dan peralatan biasanya amat terbatas. Sementara itu, penggambaran setting sering berubah-ubah hampir setiap adegan. Bagaimana caranya? Penata panggung yang mengatur semua itu. Karena itu, penata panggung harus jeli dan pandai-pandai memanfaatkan dan mengatur peralatan yang terbatas itu untuk sedapat-dapatnya menggambarkan tempat, waktu, dan suasana seperti yang dikehendaki lakon drama.
7. Interpretasi
Apa yang dipertontonkan ceritanya harus logis, dengan kata lain lakin yang dipentaskan harus terasa wajar. Bahkan harus diupayakan menyerupai kehidupan yang sebenarnya.


Lebih lanjut tentang: Unsur-unsur Lakon Teater

Mengenal Singkat Tentang Teater

Teater ibarat laboratorium kehidupan itu sendiri, seperti yang diungkapkan Peter Brook “Teater akan menjadi tempat yang indah bagi orang-orang yang mabuk dan kesepian, Teater merupakan sebuah tindak budaya, Teater bukanlah tempat untuk melarikan diri ataupun untuk mencari perlindungan”.
Teater adalah salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan tubuhnya sebagai unsur utama untuk menyatakan dirinya yang diwujutkan dalam suatu karya seni suara, bunyi dan rupa yang dijalin dalam cerita pergulatan kehidupan manusia.
Dari rumusan diatas dapt ditarik kesimpulan bahwa unsur-unsur teater menurut urutannya adalah sebabagai berikut :
1. Tubuh, manusia sebagai unsur utama ( pemeran/pelaku/pemain)
2. Gerak, sebagai unsur penunjang.
3. Suara, sebagai unsur penunjang ( kata/untuk acuan pemeran)
4. Bunyi, sebagai unsur penunjang ( bunyi benda,efek dan musik).
5. Rupa sebagai unsur penunjang ( cahaya, rias dan kostum.).
6. Lakon sebagai unsur penjalin ( cerita,non cerita,fiksi dan narasi ).

I miss U

hello everybody!!! imissu like tiramissu! aduh udh lama banget gak blogging deh ya jadinya kangen deh. do you miss me? i miss u all so much!

hem, i have no idea for my next posts. i think i enter the lazy zone haha. but i still post about drama and theatre.

baru saja kita mendengar berita yang sangat mengharukan datang dari jepang yang baru saja terkena gempa dan tsunami. that was unforgettable. really i cried for that. poor them.

and then, boys and gurls, masih banyak kejadian yang sangat mengharukan so, in the end i wanna pray for japan. be better and be patient.

see you next posts!

Katy Perry-Thinking Of You



hey viewers! really this music-video-clip so sad. it takes tears. am i over? me is crying! this is a music video clip from Katy Perry, Thinking Of You.

wanna make a drama script? use it! you can do that ang this music video clip can be your inspiration.

Our Theatre Heroes From Indonesia

George Kamarullah (lahir di Kota Ambon, Indonesia, 30 Juli 1949; umur 61 tahun) adalah seorang mantan aktor yang beralih profesi sebagai sinematografer. George pernah bekerja dengan seorang sutradara kawakan yaitu Slamet Rahardjo, ia juga pernah menjadi asisten art and still photography Cinta Pertama (1973). Dia sebagai orang pertama yang memakai teknik pencahayaan bounching dan kertas kalkir.
George menikahi seorang gadis asal Jawa bernama Atika yang telah meninggal beberapa tahun yang lalu dan memiliki dua orang anak laki-laki. Ia pernah bekerja diperusahaan televisi Metro TV dan sekarang ia masih aktif di stasiun televisi TvOne. Karakater Bang One di salah satu segmen TvOne, tak lepas dari peran andil George sendiri.[1]
Ditahun 2004 dan 2005, George perah menjadi Panitia Pemilihan Komite Seleksi Festival Film Indonesia (FFI),[2] kemudian di tahun 2009, ia menjadi Dewan Juri Anugerah Adiwarta Sampoerna, sebagai Dewan Juri Televisi, bersama dengan Arswendo Atmowiloto, Bambang Harimurty, Marselli Sumarno dan Fetty Fajriati.


 Teguh KaryaSteve Liem Tjoan Hok (lebih dikenal dengan nama Teguh Karya; lahir di Pandeglang, Jawa Barat, 22 September 1937 – meninggal di Jakarta, 11 Desember 2001 pada umur 64 tahun) adalah seorang sutradara film legendaris Indonesia. Teguh Karya adalah pemimpin Teater Populer sejak berdirinya tahun 1968. Ia enam kali menjadi Sutradara Terbaik dalam Festival Film Indonesia . Film-filmnya melahirkan banyak aktor
dan aktris terkemuka Indonesia seperti Slamet Rahardjo, Christine Hakim, dan Alex Komang.


Sari Madjid
Sari Madjid yang lahir dengan nama lengkap Sari Sabda Bhakti Madjid pada 25 Februari 1962 di Jakarta, adalah seorang aktris drama yang berkembang lewat Teater Koma di bawah asuhan N. Riantiarno.

Terjun ke dunia teater

Sari dilahirkan dari keluarga Abdul Madjid, tokoh PNI dan PDI yang belakangan bergabung dengan PDI-P. Namun sejak usia 10 tahun Sari telah terjun ke dunia drama. Pada tahun 1978 ia menjadi anggota Teater Koma yang dipimpin oleh N. Riantiarno dan kakaknya, Ratna Madjid.
Sari hampir tidak pernah absen dari setiap pementasan Teater Koma. Salah satu peranannya yang paling terkenal adalah sebagai Engtay dalam sandiwara "Sampek Engtay".


  
Jose Rizal Manua 

Jose Rizal Manua (lahir di Padang, Sumatera Barat, 14 September 1954; umur 56 tahun) adalah seorang pujangga, sekaligus pendiri teater anak-anak, Teater Tanah Air, yang meraih juara pertama pada Festival Teater Anak-anak Dunia ke-9 di Lingen, Jerman, pada tanggal 14-22 Juli 2006[1]. Selain itu ia juga adalah seorang pemeran dan pengisi siuara dalam beberapa film.

 

Arifin C. Noer
Arifin Chairin Noer (lahir di Cirebon, Jawa Barat, 10 Maret 1941 – meninggal di Jakarta, 28 Mei 1995 pada umur 54 tahun), atau lebih dikenal sebagai Arifin C. Noer, adalah sutradara teater dan film asal Indonesia yang beberapa kali memenangkan Piala Citra untuk penghargaan film terbaik dan penulis skenario terbaik.
Salah satu film Arifin yang paling kontroversial adalah Pengkhianatan G 30 S/PKI (1984). Film ini diwajibkan oleh pemerintah Orde Baru untuk diputar di semua stasiun televisi setiap tahun pada tanggal 30 September untuk memperingati insiden Gerakan 30 September pada tahun 1965. Peraturan ini kemudian dihapus pada tahun 1997.
Selain itu Arifin jugalah yang pertama mengenali bakat aktris Joice Erna dan mengangkatnya ke jenjang popularitas dengan film Suci Sang Primadona di tahun 1977.
Latar belakang teaternya yang kuat ia raih dengan pertama bergabung dengan kelompok bentukan Rendra dan juga kemudian menulis dan menyutradari lakon-lakonnya sendiri seperti Kapai Kapai, Tengul, Madekur dan Tarkeni, Umang-Umang dan Sandek Pemuda Pekerja.
Istrinya adalah aktris Jajang C. Noer.Darinya Arifin mendapat dua anak : Nitta Nazyra dan Marah Laut.


 W. S. Rendra 
Rendra (Willibrordus Surendra Bawana Rendra), lahir di Solo, Jawa Tengah, 7 November 1935 – meninggal di Depok, Jawa Barat, 6 Agustus 2009 pada umur 73 tahun) adalah penyair ternama yang kerap dijuluki sebagai "Burung Merak". Ia mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta pada tahun 1967. Ketika kelompok teaternya kocar-kacir karena tekanan politik, kemudian ia mendirikan Bengkel Teater Rendra di Depok, pada bulan Oktober 1985. Semenjak masa kuliah ia sudah aktif menulis cerpen dan esai di berbagai majalah.


Norbertus Riantiarno
Norbertus Riantiarno (lahir di Cirebon, Jawa Barat, 6 Juni 1949; umur 61 tahun), atau biasa dipanggil Nano, adalah seorang aktor, penulis, sutradara dan tokoh teater Indonesia, pendiri Teater Koma (1977). Dia adalah suami dari aktris Ratna Riantiarno.



Ratna Riantiarno

Ratna Riantiarno (Lahir di Manado, Sulawesi Utara, 23 April 1952) adalah aktris, manajer seni pentas, aktivis teater Indonesia.
Semula, mengenal dunia kesenian lewat seni tari. Dengan menari, dia berkeliling dunia, kemudian di sempat berdomisili di New York, AS, selama dua tahun, 1974-1975. Guru tari (Bali) yang pertama adalah I Wayan Supartha. Main drama pertama kali di Teater Kecil dalam lakon Kapai Kapai, 1969. Sesudah itu dia sering memainkan peranan penting dalam lakon-lakon karya Arifin C. Noer, sutradara kenamaan asal Cirebon yang dia anggap sebagai guru teaternya, ia antara lain; Sumur Tanpa Dasar, Mega-Mega, Madekur Tarkeni, dan Kocak-Kacik.
Bersama Teater Kecil, ikut pentas Sumur Tanpa Dasar keliling Amerika dalam KIAS (Kesenian Indonesia di Amerika Serikat), 1992. Pada 1997, berkeliling Jepang atas undangan Japan Foundation. Dan pada tahun 2000, memperoleh grant dari Pemerintah Amerika Serikat untuk kunjungan budaya selama sebulan dalam program bertajuk The Role of Theatre in US Society.
Ikut mendirikan Teater Koma, 1 Maret 1977. Bermain dalam banyak lakon karya penulis drama dan sutradara N. Riantiarno, yang kemudian menjadi suaminya pada 1978. Antara lain; Rumah Kertas, Bom Waktu, Opera Kecoa, Opera Primadona, Sampek Engtay, Konglomerat Burisrawa, Suksesi, Kala, Republik Bagong, Presiden Burung-Burung, Republik Togog dan Maaf.Maaf.Maaf. Dia juga memainkan peran penting dari karya para penulis drama kelas dunia. Antara lain; Orang Kaya Baru dan Tartuffe/Moliere, Perang Troya Tidak Akan Meletus/Jean Girodoux, Teroris/Jean Paul Sartre, Brown Yang Agung/Euegene O’Neill, Exit The King dan Makbeth/Eugene Ionesco, The Threepenny Opera dan The Good Person of Szechwan/Bertolt Brecht, The Crucible/Arthur Miller, Romeo Juliet/William Shakespeare dan Women in Parliament/Aristophanes.
Sebagai aktris, selain panggung, dunia film dijelajahinya pula. Dia bermain dalam film-film; Akibat Buah Terlarang, Jangan Ambil Nyawaku, Petualang-Petualang, Jakarta 66, Opera Jakarta, Petualangan Sherina, Brownies. Di dalam kelompok Teater Koma, dia manajer grup sekaligus ‘ibu’ yang penuh perhatian kepada para anggota. Pernah bekerja sebagai asisten kehumasan Majalah Pertiwi, dan direktris perusahaan PR, RR & Associates. Dia memimpin pengelolaan sebuah Forum Apresiasi Seni Pertunjukan, yang sudah diperjuangkannya sejak 1997 dan didanai oleh Ford Foundation.
Pernah menjabat Ketua Dewan Kesenian Jakarta, periode 1996-2003. Mengelola berbagai festival seni-pertunjukan; musik, tari, teater, berskala nasional dan internasional. Dia ikut mengelola Pertemuan Sastrawan Nusantara di Padang, Festival Teater Indonesia di Solo dan Yogyakarta, dan Musyawarah Dewan-Dewan Kesenian se-Indonesia di Medan dan Makassar. Dia ikut mengelola pelaksanaan Art Summit Indonesia (Festival Seni Pertunjukan Kontemporer Internasional) sejak awal, 1998. Dia mengelola berbagai kolaborasi seni pentas, antara lain PRISM, yang mementaskan hasil kolaborasinya di Tokyo, Bangkok, Kuala Lumpur, Singapore, Manila dan Jakarta. Juga terlibat sebagai salah satu pengelola Kolaborasi Forum Sutradara Muda Asia, yang hasil eksplorasinya akan dipentaskan di Tokyo dan kota-kota lain di Asia.



Asrul Sani

Asrul Sani (lahir di Rao, Sumatra Barat, 10 Juni 1926 – meninggal di Jakarta, 11 Januari 2004 pada umur 77 tahun) adalah seorang sastrawan dan sutradara film asal Indonesia. Menyelesaikan studi di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Indonesia (1955). Pernah mengikuti seminar internasional mengenai kebudayaan di Universitas Harvard (1954), memperdalam pengetahuan tentang dramaturgi dan sinematografi di Universitas California Selatan, Los Angeles, Amerika Serikat (1956), kemudian membantu Sticusa di Amsterdam (1957-1958).
Bersama Chairil Anwar dan Rivai Apin, ia mendirikan "Gelanggang Seniman" (1946) dan secara bersama-sama pula menjadi redaktur "Gelanggang" dalam warta sepekan Siasat. Selain itu, Asrul pun pernah menjadi redaktur majalah Pujangga Baru, Gema Suasana (kemudian Gema), Gelanggang (1966-1967), dan terakhir sebagai pemimpin umum Citra Film (1981-1982).
Asrul pernah menjadi Direktur Akademi Teater Nasional Indonesia, Ketua Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi), anggota Badan Sensor Film, Ketua Dewan Kesenian Jakarta, anggota Dewan Film Indonesia, dan anggota Akademi Jakarta (seumur hidup).
Karyanya: Tiga Menguak Takdir (kumpulan sajak bersama Chairil Anwar dan Rivai Avin, 1950), Dari Suatu Masa dari Suatu Tempat (kumpulan cerpen, 1972), Mantera (kumpulan sajak, 1975), Mahkamah (drama, 1988), Jenderal Nagabonar (skenario film, 1988), dan Surat-Surat Kepercayaan (kumpulan esai, 1997).
Buku mengenai Asrul: M.S. Hutagalung, Tanggapan Dunia Asrul Sani (1967) dan Ajip Rosidi dkk. (ed.), Asrul Sani 70 Tahun, Penghargaan dan Penghormatan (1997).
Di samping menulis sajak, cerpen, dan esai, Asrul juga dikenal sebagai penerjemah dan sutradara film. Terjemahannya: Laut Membisu (karya Vercors, 1949), Pangeran Muda (terjemahan bersama Siti Nuraini; karya Antoine de St-Exupery, 1952), Enam Pelajaran bagi Calon Aktor (karya Ricard Boleslavsky, 1960), Rumah Perawan (novel Yasunari Kawabata, 1977), Villa des Roses (novel Willem Elschot, 1977), Puteri Pulau (novel Maria Dermount, 1977), Kuil Kencana (novel Yukio Mishima, 1978), Pintu Tertutup (drama Jean Paul Sartre, 1979), Julius Caesar (drama William Shakespeare, 1979), Sang Anak (karya Rabindranath Tagore, 1979), Catatan dari Bawah Tanah (novel Fyodor Dostoyeski, 1979), Keindahan dan Kepiluan (novel Yasunari Kawabata, 1980), dan Inspektur Jenderal (drama Nicolai Gogol, 1986).
Film yang disutradarainya: "Pagar Kawat Berduri" (1963), "Apa Jang Kau Tjari, Palupi?" (1970), "Salah Asuhan" (1974), "Bulan di Atas Kuburan" (1976), "Kemelut Hidup" (1978), "Di Bawah Lindungan Kaabah" (1978), dan lain-lain.
Tahun 2000 Asrul menerima penghargaan Bintang Mahaputra dari Pemerintah RI.



Wawan Sofwan

Wawan Sofwan (lahir di Ciamis, Jawa Barat, 17 Oktober 1965), adalah aktor dan sutradara teater Indonesia. Lulusan kimia dari UPI Bandung pada tahun 1991, ia mulai aktif dalam bidang teater sejak tahun 1984 di Student Theater IKIP Bandung dan kemudian pada tahun 1986 melanjutkan pembelajaran teater di Studiklub Teater Bandung, yang merupakan salah satu teater modern yang tertua di Indonesia.
Naskah drama yang telah dipentaskannya adalah 'King Lear', Impian di Tengah Musim, Julius Caesar, Doa Carlos dan lain-lain. Ia mulai mendalami monolog pada tahun 1994. Monolog yang sudah dipentaskannya adalah Oknum, Dam, Laporan untuk Akademi, Zarathustra, Indonesia Menggugat,Kontrabass dan " The Story of Tiger".
Tahun 1999 ia mulai meyutradarai> pentas yang pernah disutradarainya , al: Art (Yasmina Reza), Disco Pigs (Enda Wals), Faust I (Goethe), Fragmen opera La Boheme (Pucini),Saudagar Venesia (Shakespeare), Musical "Honk", Musical "Mary did you know", Nuri dan Lokomotif Lipang, Electronic City (F. Richter),Fashion Performance "Ti Iwung Nungtung ka Padung", Opera Dido Aenias (H. Purcel), Konser Bimbo 40 tahun,Nyai Ontosoroh(Pramudya A. Toer/Faiza Marzuki) dan Kehidupan di Teater (David Mamet)
Di samping itu, Wawan Sofwan juga mendapat beasiswa dari Goethe Institut Jerman untuk belajar Bahasa Jerman dan mempelajari Research Theater dari tahun 1995 hingga 1996. Kemudian, antara tahun 1996-2000, ia mulai mengikuti berbagai festival di Australia lalu bergabung dengan main teater Melbourne, dan mendapat anugerah "The Melbourne Fringe Theater Award" serta dicalonkan sebagai "Green Room Award Australia". Pada tahun 2000, ia mengikuti pertemuan atau kursus "International Forum for Theater Worker" di Berlin, Jerman.
Tahun 2005, mendapat beasiswa dari International Theater Institut Germany untuk magang di kelompok Theater musical "Triebwerk Theater-Hamburg" selama 4 bulan.
Pada tahun 2004, ia mengikuti The London International Festival of Theater. Ia juga pernah mengikuti bengkel-bengkel workshop seperti Dramatugi (Manfred Bachmayer& Manfred Linke), Stage Design (Wolf Wanninger), Voice dan Jogling, Puppet, Commedia del Arte(Allesandro Marchetti) dan Acting di Bandung, Jakarta, Melbourne dan Berlin. Mengajar seni drama di Cultural Center University Malaya-Kuala Lumpur dan sutradara tamu pada kelompok Sumunda Theater Company-Kuala Lumpur.
Sekarang ia mengajar di Voice Training di Jakarta, Acting for Singer di Gita Svara, Acting for Film and TV di Tikar School of Acting,Creative team di Tikar Production dan menjadi Sutradara Teater di mainteater Bandung.



Remy Sylado

Yapi Panda Abdiel Tambayong (ER: Japi Tambajong) atau lebih dikenal dengan nama pena Remy Sylado (lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Juli 1945; umur 65 tahun) adalah salah satu sastrawan Indonesia.


 Putu Wijaya

I Gusti Ngurah Putu Wijaya (lahir di Puri Anom, Tabanan, Bali, 11 April 1944; umur 66 tahun) adalah seorang sastrawan yang dikenal serba bisa. Ia adalah bungsu dari lima bersaudara seayah maupun dari tiga bersaudara seibu. Ia tinggal di kompleks perumahan besar, yang dihuni sekitar 200 orang, yang semua anggota keluarganya dekat dan jauh, dan punya kebiasaan membaca. Ayahnya, I Gusti Ngurah Raka, seorang pensiunan punggawa yang keras dalam mendidik anak. Semula, ayahnya mengharapkan Putu jadi dokter. Namun, Putu lemah dalam ilmu pasti. Ia akrab dengan sejarah, bahasa, dan ilmu bumi.
Putu Wijaya sudah menulis kurang lebih 30 novel, 40 naskah drama, sekitar seribu cerpen, ratusan esei, artikel lepas, dan kritik drama. Ia juga telah menulis skenario film dan sinetron. Sebagai seorang dramawan, ia memimpin Teater Mandiri sejak 1971, dan telah mementaskan puluhan lakon di dalam maupun di luar negeri. Puluhan penghargaan ia raih atas karya sastra dan skenario sinetron.
Cerita pendek karangannya kerap mengisi kolom pada Harian Kompas dan Sinar Harapan. Novel-novel karyanya sering muncul di majalah Kartini, Femina, dan Horison. Sebagai penulis skenario, ia telah dua kali meraih piala Citra di Festival Film Indonesia (FFI), untuk Perawan Desa (1980), dan Kembang Kertas (1985). Sebagai seorang penulis fiksi sudah banyak buku yang dihasilkannya. Di antaranya, yang banyak diperbincangkan adalah Bila Malam Bertambah Malam, Telegram, Pabrik, Keok, Tiba-Tiba Malam, Sobat, Nyali.



Yudhi Soenarto

I. Yudhi Soenarto lahir di Jakarta, 19 Februari 19(?). Ia adalah sutradara teater dan anggota Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta (DKJ)[1]. Ia pendiri dan ketua pertama Laboratorium Seni dan Budaya FIB UI (1999-2003), pendiri Teater Sastra UI (1984) dan direktur artistik Yayasan Teater Sastra[2]. Ia juga menjadi pengajar di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia dan di Jurusan Teater Institut Kesenian Jakarta (IKJ).